Entri yang Diunggulkan

صفحات من حياة فضيلة الشيخ سليمان بن ناصر العلوان

إعداد : أبي محمد يوسف الصالح بسم الله الرحمن الرحيم   المقدمة إنّ الله سبحانه وتعالى جعل لهذه الأمة...

Jumat, 17 Juni 2016

BIOGRAFI ASY SYAIKH WALID AS SINANI, 'ULAMA YANG DIPENJARA KARENA MENYUARAKAN KEBENARAN


بسم الله الرحمن الرحيم

Oleh Al-Akh Thalibul ‘Ilm Abu Asybal Usamah

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabat beliau. Amma ba’du
Betapa besa kedudukan ulama di sisi Allah, di mana mereka ini sebagai penjaga agama Allah dan sekaligus menadah warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman
“Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [QS. Al-Mujadilah:11]
Mereka lah di garda terdepan dalam menyebarkan ilmu dan membela kebenaran serta membongkar penyimpangan-penyimpangan ahlul bathil. Oleh karena itu, mereka mendapatkan gelar sebagai Waratsatul Anbiya, Pewaris Nabi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله ، ينفون عنه تحريف الغالين ، وانتحال المبطلين ، وتأويل الجاهلين 

“Yang membawa ilmu ini (Al-Qur’an dan Sunnah.red) dari setiap zaman adalah orang-orang terpercayanya, mereka menepisnya (ilmu itu) dari penyimpangan ahlul bid’ah dan klaim orang-orang pendusta”  [HR Imam al-Baihaqi]
Kami akan memaparkan kepada pembaca biografi seorang ulama yang teguh di jalan Allah menyuarakan al-Haq, meski beliau harus membayar mahal dari sikap keteguhan beliau. Beliau selama 18 tahun lebih mendekam di penjara politik Rezim Saudi di al-Hayir. Beliau terkenal kenras dalam kritikan terhadap pemerintah bani Saud yang sekarang ini. Beliau adalah Syaikh Walid As-Sinani.
Syaikh Walid merupakan salah seorang ulama dari 30an ulama yang pernah dipenjara oleh Rezim Saudi. Selain beliau, pada artikel kami yang lain telah membahas tentang biografi seorang Ahlul Hadits dari Saudi yang juga pernah mengecap penjara Saudi, Syaikh Sulaiman bin Nashir al-‘Ulwan.
Nama lengkap beliau adalah Walid bin Shalih bin Hamad bin Ali bin Muhammad As-Sinani Al-‘Aamiry As-Subai’.  Dari kabilah Suba’i Berasal dari kota ‘Unaizah. Kunyah beliau Abu Subai’. Lahir di Riyadh tahun 1385 Hijriyah. Ayah beliau bekerja di Idarotul Mujahidin. Memiliki tiga putra dan enam putri.
Beliau tumbuh di keluarga yang memperhatikan pendidikan agama. Beliau juga terpengaruh dengan saudaranya, Syaikh Ahmad As-Sinani.saudaranya Ahmad ini adalah khatib satu-satunya yang mengingkari kemungkaran rezim Saudi yang akan kami jelaskan.
Syaikh Walid keluaran Institute al-Ma’had al’Ilmi Tsanawiyyah  di Riyadh dan melanjutkan studi ke jenjang kuliah di salah satu universitas Saudi fakultas Ushuluddin. Lalu beliau keluar dari kampus karena tidak cocok dengan sistem pengajarannya.
Syaikh Walid As-Sinani melazimi durus (kajian-kajian) Syaikh Shalih al-Fauzan. Beliau juga memiliki ikatan dengan Mufti Saudi, Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh. Dan di antara guru-gurunya yang memberikan pengaruh pada diri Syaikh Walid adalah Syaikh Hamud At-Tuwaijiry dan Syaikh Abdurrahman Ad-Dausury, di mana Syaikh Walid menghafal perkataan-perkataan beliau. Syaikh Walid pun sangat konsen pada Tauhid dan risalah-risalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Syaikh Abu Sauba’i ini mendalami sejarah dan nasab. Beliau hafal kabar-kabar dan pertempuran di Nejed serta memiliki hujjah-hujjah kuat saat berdiskusi dengan lawan bicara. Saat waktu interogasi, beliau berdialog dengan salah seorang anggota Haiah Kibar Ulama (MUI Saudi). Syaikh Walid mengemukakan hujjah-hujjahnya dan anggota Haiah Kibar Ulama itu pun bungkam.
Pada awal mula beliau termasuk orang yang membela Negara Saudi. Namun sikap itu pun luntur dan menghilang ketika krisis Teluk (al-Khalij) setelah Saudi meminta bantuan negara asing dan beliau terkenal dengan kritikannya terhadap langkah tersebut.
Dan dari perkara-perkara yangmasyhur diingkari oleh Syaikh Walid adalah penghormatan militer dan beliau punya dua makalah tentang masalah ini, di mana beliau menjadikan kajian di masjid-masjid setelah Shalat Jumat serta menyebarkan fatwa Lajnah Daimah dan Syaikh Ibnu Ibrahim dalam masalah ini.
Kronologis Syaikh Walid Dipenjara
Ghazwul Khalij (perang Teluk) dan meminta bantuan pasukan asing (Amerika) dalam rangka perang melawan Shaddam merupakan titik balik sikapnya terhadap Rezim Saudi, di mana ia menyebut hal tersebut adalah penjajahan terhadap Jazirah Arab.
Lalu beliau mendiskusikan masalah keabsahan pemerintah Saudi menurut kacamata Syariat hingga beliau menjadi terkenal dalam masalah ini. Lalau Syaikh Abu Subai’ dipanggil oleh Bandan Intelijen untuk diinterogasi masalah ideologi beliau dan pandangannya tentang Negara Saudi. Beliau juga ditanya tentang Tanzim mana yang beliau ikuti. Beliau pun menjawab bahwa beliau tidak mengikuti seseorang kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabatnya.
Setelah beberapa tahun dari interogasi tersebut beliau pun dipenjara. Sebuah komite pun dibentuk yang terdiri dari 3 hakim yang mengadili beliau dan mengadakan sidang secara rahasia tanpa sepengetahuan keluarga Syaikh Walid, apalagi pengacara. Beliau pun dijatuhi hukuman penjara hingga beliau mau rujuk. Kemudian disampaikan kepada beliau bahwa beliau dijatuhi vonis selama 15 tahun. Dan beliau pun sudah menjalani 18 tahun hidup di penjara.
Pada tahun 1424 H, kedua anak Syaikh, Subai’ 17 tahun dan Zamil 14 tahun, ditangkap. Subai’ mendekam dipenjara selama dua tahun setengah danZamil dipenjara selama tiga bulan. Sebelum Subai’ dibebaskan, Ibrahim dan Zamil dipenjara lagi. Maka selama tiga bulan rumah Syaikh tidak dihuni para lelaki.
Syaikh Walid trerakhir muncul padanAhad sore 8 September 2013 dalam acara televisi Ats-Tsaminah di channel televisi mbc. Di antara petikan dari wawancara tersebut adalah alasan mengapa anak-anak Syaikh Walid tidak disekolahkan di madrasah-madrasah pemerintah Saudi (non formal), di mana anak-anak beliau sekarang hafal al-Qur’an dan shahih al-Bukhori dan lain-lain serta banyak menimbah ilmu di kalangan ulama-ulama. Beliau berkata:
“karena saya punya catatan serius tentang pengajaran di sekolah-sekolah formal. Alhamdulillah Allah memberikan saya bashirah hingga mengetahui bahaya yang terdapat di dalamnya. Saya tidak mengatakan semuanya jelek. Tapi ada yang jelek ada yang buruk.Allah Ta’ala mengabarkan kpeada kita di dalam Al-Qur’an bahwa banyak dari kalangan ahlul bathil mencampur-adukkan antara haq dan bathil, ini sangat bahaya.
Jika engkau didatangi haq murni, tidak masalah. (maaf, jangan potong). Jika engkau didatangi bathil murni tidak ada masalah. Namun yang bahaya jika haq dicampur-adukkan dengan bathil. Jika haq dicampurkan-adukkan dengan bathil, maka sedikit orang yang selamat mendapatkan petunjuk.
Silabus (manhaj) pelajaran di sekolah pemerintah terdapat pujian terhadap komite thoghut internasional, PBB, Majlis Zanadiq Thawaghit Arab, Majlis Zanadiq Kerjasama di atas permusuhan dan dosa,belum lagi dengan humanisme menurut kacamata sekuleris, yang kami pelajari sejak kecil, (afwan), sebelumnya kami pelajari semasa kecil bahwa sesuatu yang dengannya dipuji Kerajaan Saudi adalah menghapus yang namanya semua bentuk permusuhan antara negara dan bangsa serta hubungan antara negara dibangun di atas persahabatan.
(Presenter, ente mau kita memerangi semuanya, lalu dipotongoleh Syaikh dengan menyebut afwan (maksudnya jangan dipotong) lalau beliau melanjutkan) Kitab-kitab Allahdan rasul-rasul-Nya dari awal sampai akhir, perkara yang besardalam agama  yang mereka bawa adalah mengkafirkan orang-orang kafir, memusuhi mereka dan berlepas diri dari merekaserta memerangi mereka meskipun kerabat. (Beliau tidak sempat melanjutkan lalu dipotong, dengan alasan bahwa hal tersebut adalah spesialisasi Syaikh (masalah akidah), lalu iklan)”

Begitu juga dengan kebijakan kewarganegaraan yang memecahbelah kaum muslimin dan menyalahi akidah muslimin.
“Pembagian politik seperti ini yang dibangun di atasnya masalah kewarganegaraan, ini pada dasarnya adalah bathil dan tidak ada bukti pembenarannya dari Allah serta di bangun atas dasar undang-undang thoghut internasional.
Masalahnya sekarang tentang muwathanah (kewarganegaraan). Ini warga negara dikasih hak-haknya meski dia rafidhah, Ismailiyah, Bathiniyya, Nasrani dan lain-lain, jika jadi warga maka memiliki hak-hak”.
Saat ditanya oleh presenternya, Dawud Asy-Syiryani, anda tidak mengakui kewarganegaraan? Beliau menjawab
“Saya hanya mengakui kewarganegaraan Daulah Islamiyyah” lalu Presenter mengardik beliau, “Tidak ada Daulah Islamiyyah sekarang”. Beliau juga menjelaskan bahwa keluarganya pun tidak menyelisihinya dalam masalah ini, di mana mereka berlepas diri dari kewarganegaraan karena dibangun di atas dasar undang-undang kafir dan piagam thoghut serta mengakui pembagian teritorial oleh orang kafir pada Syks Piccot, di mana yang bukan warga negara tidak mendapatkan hak meski mu’min sedangkan warga negara mendapatkan hak meski kafir.
Semoga Allah menjaga dan membebaskan beliau dan ulama-ulama lainnya.

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/jihad/2014/05/14/30349/biografi-ulama-rabbani-yang-dipenjara-oleh-saudi-selama-18-tahun-lebih/#sthash.8EKRUjTp.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar