Entri yang Diunggulkan

صفحات من حياة فضيلة الشيخ سليمان بن ناصر العلوان

إعداد : أبي محمد يوسف الصالح بسم الله الرحمن الرحيم   المقدمة إنّ الله سبحانه وتعالى جعل لهذه الأمة...

Selasa, 14 Juni 2016

Sumber Kerusakan Itu Ialah Pergiat LGBT


Segala puji bagi Allah yang Maha Kuat(Al Qowiy) lagi Maha Perkasa(Al Matiin), shalawat serta salam semoga tercurah kepada yang telah diutus dengan pedang sebagai rahmat semesta alam, amma ba’du:

Allah Ta’ala berfirman,

وَلُوطًا إِذْ قالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54) أَإِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّساءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya). Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu).” ( An-Naml 27:54-55).

Saya mengharap ridho Allah Maalikal Mulki Dzul Jalaali wal Ikroom dengan tulisan saya ini. Dialah yang berhak diminta dan diharap balasan atas segala amal sholih. Atas seidzin Allah diberinya saya kemudahan dalam membuat tulisan ini yang tidak seberapa. Saya mengharap kepada-Nya juga Agar memberi saya kemudahan untuk membunuh/memerangi banyak murtaddiin dari kalangan mereka, yang balasannya disi Allah lebih baik dari berqurban Ied Al Adh-ha.

وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌۭ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ كُلُّهُۥ لِلَّهِ ۚ

“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran)...” (Al Anfal: 38).

Dengarkanlah kepada kalian yang mengundang adzab Allah ke Negeri ini, wahai pegiat-pegiat hak-hak LGBT, wahai para pimpinan-pimpinan aktivis LGBT. Kalian hanyalah makhluq Allah Al Khooliq yang tidak memiliki kekuasaan apapun, kekuatan apapun. Allah yang memenangkan hambanya yang beriman.

Kalian telah melampaui batas dari apa yang Allah tetapkan, kalian telah melampaui fitrah yang Allah tetapkan atas tiap makhluqnya dan beralasan dengan alasan-alasan bodoh yang sangat lemah. Pahamilah! Alasan kalian adalah bathil, bahwasannya Allah mengkhususkan ciptaan setelah pria dan wanita setelahnya kalian-kalian ini yang mengharapkan cinta dari sesama jenis.

كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka”.(QS. Al-Muthoffifin:14 ).

Alasan kalian adalah bathil, Menyatakan penyimpangan tabiat atau fitrah ini tidak mengganggu orang lain. Yang merasa tidak terganggu minimal orang fasiq atau bahkan kafir lagi mengkufuri ayat-ayat-Nya.

Alasan kalian adalah bathil, bahwasannya seluruh agama mengajarkan hal yang baik bukan mengajarkan kebencian. Padahal kebencian dalam perkara yang dilarang Allah inilah yang benar.
Islam bermakna tunduk. Diin/jalan hidup yang menyelamatkan manusia bahkan jin dari adzab-Nya yang dahsyat di hari penyesalan kelak, dari kegelapan menuju cahaya, dari penghambaan kepada selain Allah hingga sampai menyerahkan diri sepenuhnya dalam menaati perintah-Nya saja.
Na’am, Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamiin. Bukanlah rahmatan lil ‘alamin itu sebagaimana dipahami para hamba-hamba keduniaan ‘Ulama jahat yang menyamakan agama mulia ini, yang sesuai tabiat manusia ini dengan ajaran agama dungu Nasrani yang bila di tampar pipi kiri maka berikan pipi kanan. Jauh...jauh sekali Islam dari kerendahan seperti itu. Inilah Qudwah/penutan kita berkata dengan penuh kehormatan/’izzah:

أُمِرْتُ أن أقاتِل الناسَ حتى يَشهدُوا أن لا إله إلا الله ، وأنَّ محمداً رسولُ الله ، ويقيموا الصلاةَ ، ويُؤتوا الزكاةَ

Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadati selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat.”(Muttafaq ‘alaih)

بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي

Aku diutus sebelum hari kiamat dengan pedang agar Allah sajalah yang diibadati tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku.” (HR. Abu Dawud)

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al Fath: 29)

Berkata Syaikhuna Abu Muhammad Al Adnani  hafidhohullah:
Sesungguhnya tuntutan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tuntunan terbaik, dan beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam itu adalah manusia yang paling penyayang serta manusia yang paling mengetahui, beliau disifati oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala sebagai orang yang belas kasih dan penyayang dan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam itu tidak berbicara dari hawa nafsu. Di mana orang yang paling penyayang, paling belas kasih, paling alim, paling bertaqwa dan paling lembut itu berkata kepada kaumnya:

أَتَسْمَعُونَ يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَمَا وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِالذَّبْحِ

Apakah kalian wahai Quraisy mendengar, ingatlah demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya sungguh aku telah datang kepada kalian dengan penyembelihan.” (HR. Ahmad)

Bila kita hari ini ingin melenyapkan kezaliman, menebarkan keadilan, mengukuhkan kebenaran, menggugurkan kebatilan serta mengembalikan keagungan kita, kemuliaan kita, kejayaan kita dan keberkuasaan kita, maka kita harus kembali kepada Kitab Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala yang merupakan perkataan yang paling benar dan kembali kepada tuntunan Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan tuntunan terbaik serta kembali kepada sirah para sahabat beliau yang mulia radliyallahu ‘anhum, kita harus menganut apa yang mereka anut dan meniti jalan yang telah mereka lalui di dalam merubah kemungkaran dan meninggikan kalimat Allah ‘Azza wa Jalla, dan kita tidak akan bisa memperbaiki akhir umat ini kecuali dengan apa yang telah memperbaiki awal umat ini. (Dari muhadhoroh beliau yang berjudul : As Silmiyyatu Diinu Man?)

Maka saya menyeru kalian para petinggi-petinggi kalian dengan paksaan dan tidak ada pilihan lain bagi kalian yang mencoba menghalalkan perbuatan ini, melegalkan perkawinan sesama jenis: bertaubatlah dan ulangi syahadatmu dihadapan orang banyak bahwasannya dirimu salah dan sebelumnya telah melakukan pembatal ke-Islaman, isilah dirimu dengan amal sholih dan jadilah kamu laki-laki sebenarnya yang mengharapkan terbunuh di medan jihad bukan di tempat tidur yang empuk.

Wahai para pelaku homoseks atau yang memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis baik wanitanya atau prianya, takutlah kepada Allah dan berusahalah meninggalkan perbuatan ini dengan menikah atau bersabar atas ujian syahwat yang menimpamu ini. Dan Muwahhiddin tidak mengkafirmu atas dosa besarmu ini dikarenakan dosa homoseks bukan dosa yang mengeluarkan dari Islam, berbeda halnya jikalau kalian membentuk kelompok dan mencari simpati untuk menghalalkan perbuatan ini, salah satunya mencoba melegalkan pernikahan sejenis dan membentuk sebuah organisasi dalam menggodok pelegalan keji ini.

Maka segala puji bagi Alloh, yang memuliakan Islam dan pertolongan-Nya. Yang menghinakan kesyirikan dengan kekuatan-Nya. Mengatur semua urusan dengan perintah-Nya. Mengulur batas waktu bagi orang-orang kafir dengan makar-Nya. Yang mempergilirkan hari-hari bagi manusia dengan keadilan-Nya, dan menjadikan hasil akhir sebagai milik orang-orang bertakwa dengan keutamaan-Nya.


Kepadamu wahai pemuda Islam

Telah nampak dihadapanmu pemikiran dan pemahaman menyimpang yang itu semua diadopsi dari pemikir-pemikir negara-negara kafir lagi bejat yang menyatakan perang terhadap Syari’at Rabbul ‘alamiin.
Bagaimana bisa dirimu diam dari menyuarakan al-haq , fitrah manusia dirusak dan dirubah menjadi hal-hal yang baik . Bagaimana bisa dirimu diam dari menyingkirkan perbuatan-perbuatan keji salah satunya perbuatan liwath ini?


Kenapa Kita mengkafirkan dan mengajak untuk membunuh mereka ketika mereka membangkang?

Perhatikan! Ada dari sebagian manusia yang di anggap ‘alim’ menyibukkan diri dengan membuat syubuhat-syubuhat dan udzur-udzur yang sama sekali tidak syar’iy. Bahkan para MURTADDIN itu menghalalkannya, menganjurkannya, membela-belanya. Ya, mereka Murtad –laknat Allah atas mereka-atas apa yang mereka lakukan dalam menghalalkan apa yang Allah Haramkan. Diantara mereka ada yang membelokkan Ayat-ayat Allah ‘azza wa jalla dan perkataan Rasul-Nya. Mereka memoles dengan dalil syar’i dan kaidah Ushul Fiqh yang dipahami dengan otak-otak bejat mereka dalam memperindah perbuatan keji tersebut. Berbahagialah suatu qaum dengan pendapat nyeleneh mereka, sayang sekali suatu qaum itu tidak melandasi hidupnya dengan kehati-hatian dari apa yang dilarang Allah.

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


 “Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan syariat untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak adaketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.” (asy-Syura: 21)
Kaidah syar'i mengatakan :
من أحل الحرام فقد كفر ومن حرم الحلال فقد كفر
"Barangsiapa yang menghalalkan yang haram, maka ia telah kafir. Dan barangsiapa yang mengharamkan yang halal maka ia telah kafir". Dan ini telah disepakati.

Juga sebagaimana tafsir dari surat At Taubah ayat 31 mengenai para ahbar dan ruhban/pendeta Nasrani yang menghalalkan apa yang Allah haramkan dan sebaliknya.

Wahai qaum muslimin yang terjerumus dunia luthiy(gay), jauhilah kecondongan kalian terhadap pendapat-pendapat yang rukhsah tanpa ilmu didalamnya. Pahamilah perkataan para ‘Ulama terdahulu:
Ibnu Hazm berkata (wafat tahun 456H) di dalam menjelaskan tingkatan orang-orang yang berselisih :"Dan tingkatan yang lain di antara mereka, adalah kaum yang tipisnya nilai agama mereka dan kurangnya ketakwaan mereka mengantarkan mereka untuk mencari apa yang sesuai dengan hawa nafsu mereka pada pendapat setiap orang. Mereka mengambil pendapat rukhsah (yang ringan) dari seorang alim dengan bertaqlid kepadanya tanpa mencari pendapat yang sesuai dengan nash dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam" [Al-Ihkam hal. 645]. Imam Syatibi telah menukil dari Ibnu Hazm, bahwa beliau menyampaikan ijma' (para ulama) tentang mencari-cari rukhsah madzhab-madzhab tanpa bersandar kepada dalil syar'i adalah merupakan kefasikan yang haram [Al-Muwafaqat 4/134].

Al-Allamah As-Safariniy berkata (wafat 1188H) -setelah menjelaskan haramnya mencari-cari rukhsah(keringanan) dalam taqlid- : "Pada hal ini (mencari-cari rukhsah) terdapat banyak kerusakan dan kehancuran, dan pintu ini kalau dibuka maka akan merusak syari'at yang baik dan akan menghalalkan kebanyakan hal-hal yang haram, dan manakah pintu-pintu yang lebih rusak dari pintu yang menghalalkan zina dan minum khamr dan yang lainnya ?".
Berkata Ma'mar bin Rosyid (wafat tahun 154H) :"Seandainya seorang laki-laki mengambil pendapat Ahlul Madinah tentang (bolehnya) nyanyian dan (bolehnya) mendatangi wanita dari duburnya, dan mengambil pendapat Ahlul Makkah tentang (bolehnya) nikah mut'ah dan (bolehnya) sorf (semacam riba) dan mengambil pendapat Ahlul Kuffah tentang khamer (yaitu khamer yang haram hanyalah terbuat dari anggur), maka dia adalah hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang paling buruk" [Lawami'il Anwar karya As-Safarini 2/466].

Maka kamu menjadi orang yang aneh dan asing di akhir zaman ini jika menyuarakan al-haq baik itu ajakan Tauhid dan mengkufuri Thaghut juga mencela dan mengingkari perbuatan qaum Luth ini. Bagaimana bisa orang-orang yang sehari-hari berinteraksi dengan kaidah Ushul Fiqh, atau ‘Ilmu Fiqihnya yang didalam ‘Ilmu Fiqh itu ada pembahasan had bagi pelaku liwath terkemudian membela-bela mereka bukannya mencela dan mengingkari perbuatan mereka hingga kembali kepada fitrohnya?


Cermatilah perkataan indah dari kerabat-kerabat Iblis lagi bejat yang memperbodoh orang awam:
·         Berkata Zuhairi Misrawi melalui akun Twitter @zuhairimisrawi menulis: “LGBT juga manusia, makhluk yang sangat diagung-agungkan Tuhan. Kenapa harus didiskriminasi? Menghormati LGBT karena kita sesama manusia. Soal pilihan orientasi seksual, kembali pada diri masing-masing.”

Jawaban : Memang para LGBT juga merupakan manusia yang Allah muliakan dibanding makhluq lainnya ketika dia beriman dan berusaha meninggalkan perbuatan mereka atau mungkin mengetahui perbuatan mereka haram masih belum bisa meninggalkannya, kita memberikan haknya sebagai muslim walaupun dia fasiq. Akan tetapi jikalau mereka menantang Allah dan Rasul-Nya dengan mencoba menghalalkan apa yang diharamkan ataupun sebaliknya, bahkan melecehkan Syari’at Allah dan Rasul-Nya mereka sehina-hinanya makhluq.

Tidak ada dalam Islam bebas dalam melanggar perintah Allah walau si pelanggar ini tidak mengganggu orang lain. Dan halal darah mereka ketika jelas mereka sudah saling berhubungan intim satu sama lain walau mereka muslim had berlaku atas mereka, sebagaimana dalam hadits:
مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمَ لُوْطٍ فَاقْتُلُوْا الْفَاعِلَ وَ الْمَفْعُوْلَ بِهِ
Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“ [ dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya. Imam Ahmad berpendapat dengannya dan sanad hadits ini sesuai dengan syarat dua Syaikh (Al-Bukhari dan Muslim)]

Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,
يُنْظَرُ إِلَى أَعْلَى بِنَاءٍ فِي الْقَرْيَةِ، فَيُرْمَى اللُّوْطِيُّ مِنْهُ مُنَكِّبًا، ثُمَّ يُتَّبَعُ بِالْحِجَارَةِ
Ia (pelaku gay) dinaikkan ke atas bangunan yang paling tinggi di satu kampung, kemudian dilemparkan darinya dengan posisi pundak di bawah, lalu dilempari dengan bebatuan.”



·         Berkata salah seorang aktivis LGBT, Hartoyo: “....Apalagi tak ada jaminan bahwa keimanan anggota MUI lebih mulia dari seorang gay, lesbian ataupun waria....”

“....Ajaran Islam memberikan kebebasan dan otoritas pada setiap umat terhadap pandangan keagamaan yang diyakininya. Karena itu kelompok LGBT yang Muslim punya hak yang sama untuk memberikan penafsiran agama yang lebih ramah dan memberikan perlindungan pada LGBT...”

Jawaban : Serupa...serupa hai yang memilih ketololan sebagai pondasi beragamanya, serupa dirimu dengan musuh Nabiyullah Luth ‘alaihissalaam:

فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (٥٦(

Maka tidak lain jawaban kaumnya(Luth) melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda’wakan dirinya) bersih” (An Naml: 56)

Walau kamu hai Murtad -semoga laknat Allah atasmu- juga yang sejenis denganmu! Walau beralasan dengan ustadz yang kedapatan berzina, ataupun ‘Ulama kondang yang ketahuan mabuk, Wallahi...sampai hari qiamat mereka bukan dalil yang bisa membatalkan apa-apa yang telah diwahyukan kepada Rasulullah Sholallahu’alaihi wa Sallam tentang sikap keras, ataupun Had/hukum Islam kepada pelaku homoseks. Tidak ada yang mulia disisi Allah kecuali hanya untuk orang yang bertaqwa dan sifat itu tidak nampak pada dirimu yang mencoba menghalalkan perbuatan kotor itu, maka takutlah kepada Allah dan bertaubatlah sebelum Allah mengadzabmu atau adzab Allah melalui tangan kami. Patokan Al Haq adalah pada dzat Al Haq itu bukan pada status orangnya apa, diketahui atau tidak diketahui.

Siapa yang mengatakan demikian? Na’am, Islam ramah sebagaimana dari apa-apa yang diajarkan Rasul-Nya bukan dari apa-apa yang didengungkan syaithon yang pandai membelokkan ayat Allah. Bila kamu menjawab dengan jawaban para ‘Ulama palsu anjing-anjing Thoghut beginilah jadinya kamu. Syaithan telah menyebarkan pada orang-orang bodoh semacam kalian perkataan :"Letakkanlah dia di leher orang alim, dan keluarlah darinya dalam keadaan selamat". (Maksudnya yaitu serahkan tanggung jawab akibat perbuatan kalian kepada orang alim yang memfatwakan hal itu, maka kalian akan keluar dengan selamat tanpa beban -pent). Ketika timbul suatu masalah pada salah seorang di antara orang-orang bodoh tersebut, maka dia akan pergi kepada sebagian ulama yang tasahul (mudah memberikan jawaban yang ringan dan enak, -pent) dalam berfatwa, lalu mereka (sebagian ulama yang tasahul, -pent) mencarikan untuknya rukhsah yang telah difatwakan oleh seseorang, lalu mereka berfatwa dengan rukhsah tersebut padahal rukhsah itu menyelesihi dalil dan kebenaran yang telah mereka yakini.. Padahal Allah berfirman:

قَاتِلُوا الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلاَ يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللهُ وَرَسُولُهُ وَلاَ يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ (التوبة : )29
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (At Taubah: 29).

Sesudah para kafiriin itu menolak untuk diajak masuk Islam akan tetapi mereka menyetujui pembayaran jizyah, inilah yang dimaksud tidak ada paksaan atau kebebasan berkeyakinan. Akan tetapi jikalau menolak maka pedang terhunus kepada mereka yang menyembah selain Allah ‘Azza wa Jalla.

Berkata Syaikhuna Abu Muhammad Al Adnaniy Hafidzhohullah :
“Seandainya iman yang tak bersenjata dan seruan-seruan damai itu bisa menghadang kekafiran yang bersenjata, tentulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak akan menenteng senjata dan tentu beliau tidak membawa umatnya pada kondisi susah payah sedangkan beliau itu adalah sangat lembut lagi menyayangi mereka”. (As Silmiyyatu Diinu Man)

Wahai kalian para aktivis perbuatan bejat! Dari pernyataan rusak kalian seakan-akan ahlul haq adalah orang kolot, norak, bodoh, egois, intoleran sedangkan mereka yang kehilangan aqalnya itu adalah manusia bijak lagi adil, penyayang, menyuarakan kebenaran dari Tuhan. Kalian menyebut-nyebut Islam? Islam berlepas diri dari kebejatan pemikiran kalian. Rahmatan Lil ‘Alamin bukan seperti yang kalian tafsirkan bahwasannya Islam ini hanya sekedar ajaran damai sejenis ajaran KUFUR Mahatma Ghandi. Wahai kalian orang-orang murtad sungguh tiada penolong bagi kalian dan Allah pelindung bagi orang-orang mukmin.

Sesungguhnya orang-orang kafir itu pasti tidak akan mampu dari melawan hujjah dengan hujjah dan dalil dengan dalil, maka mereka akan beralih menggunakan kekuatan, dan sikap orang-orang kafir terhadap kaum muslimin ini tidak akan berubah selamanya:

Allah Ta’ala ber firman:

وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا

Dan mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup” (Al Baqarah: 217)
Maka siapkanlah dirimu baik pemuda Islam atau siapa saja yang masih cemburu melihat Diinnya dihinakan. Siapkan dengan ‘Ilmu, asahlah pisau-pisau dan pedang-pedang mu, siapkan sabuk-sabuk peledak mu, jihadilah mereka semampumu. Ajaklah kepada al haq bagi yang masih memiliki bashirah dari kalangan mereka , yang tersesat dikarenakan ucapan Arbab-arbab dari kalangan pemikir murtad yang sok bijak.

وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍۢ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan/menteror  musuh Allah...(Al Anfal: 60)


قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ (١٤)


“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.” (At Taubah: 14) 

Betapa indahnya Sabda Rasulullah Sholallhu ‘alaihi wa sallam ini:
لاَ يَجْتَمِعُ كَافِرٌ وَقَاتِلُهُ فِى النَّارِ أَبَدًا
Tidak akan berkumpul orang kafir dengan orang yang membunuhnya di dalam api neraka selamanya.” (HR. Muslim)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam fatwanya yang masyhur tentang Tattar:
كل طائفة ممتنعة عن التزام شريعة من شرائع الإسلام الظاهرة المتواترة من هؤلاء القوم وغيرهم فإنه يجب قتالهم حتى يلتزموا شرائعه وإن كانوا مع ذلك ناطقين بالشهادتين وملتزمين بعض شرائعه كما قاتل أبو بكر الصديق والصحابة رضي الله عنهم مانعي الزكاة وعلى ذلك اتفق الفقهاء بعدهم بعد سابقة مناظرة عمر لأبي بكر رضي الله عنهما فاتفق الصحابة رضي الله عنهم على القتال على حقوق الإسلام عملاً بالكتاب والسنة وكذلك ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم من عشرة أوجه: الحديث عن الخوارج وأخبر أنهم شر الخلق والخليقة مع قوله: “تحقرون صلاتكم مع صلاتهم وصيامكم مع صيامهم” فعلم أن مجرد الاعتصام بالإسلام مع عدم التزام شرائعه ليس بمسقط للقتال فالقتال واجب حتى يكون الدين كله لله, و “حتى لا تكون فتنة” فمتى كان الدين لغير الله فالقتال واجب فأيما طائفة امتنعت من بعض الصلوات المفروضات أو الصيام أو الحج أو عن التزام تحريم الدماء والأموال والخمر والزنا والميسر أو عن نكاح ذوات المحارم أو عن التزام جهاد الكفار أو ضرب الجزية على أهل الكتاب وغير ذلك من واجبات الدين ومحرماته التي لا عذر لأحد في جحودها وتركها التي يكفر الجاحد لوجوبها فإن الطائفة الممتنعة تقاتل عليها وإن كانت مقرة بها, وهذا ما لا أعلم فيه خلافاً بين العلماء”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam fatwanya yang masyhur tentang Tattar: “Setiap kelompok yang menolak dari mengkomitmeni satu dari sekian ajaran Islam yang nampak lagi mutawatir dari kalangan orang-orang itu dan yang lainnya, maka wajib memerangi mereka itu sampai mereka komitmen dengan ajaran-ajarannya walaupun mereka itu mengucapkan dua kalimah syahadat dan komitmen dengan sebagian ajaran-ajarannya, sebagaimana Abu Bakar Ash Shiddiq dan para sahabat radliyallahu ‘anhum telah memerangi orang-orang yang menolak dari membayar zakat, dan terhadap hal itu para fuqaha sesudah mereka telah sepakat, setelah sebelumnya terjadi munadharah Umar kepada Abu Bakar radliyallahu ‘anhuma, sehingga para shahabat radliyallahu ‘anhum sepakat untuk berperang di atas hak-hak Islam sebagai pengamalan Al Kitab dan Assunnah. Dan begitu juga telah tsabit dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sepuluh jalur; hadits tentang Khawarij, dan beliau kabarkan bahwa mereka itu manusia yang paling buruk, padahal beliau juga mengatakan tentang mereka itu:“Kalian menganggap sepele shalat kalian bila dibandingkan dengan shalat mereka dan shaum kalian bila dibandingkan dengan shaum mereka,” maka diketahuilah bahwa sekedar berpegang kepada Islam dengan disertai sikap tidak komitmen dengan ajaran-ajarannya adalah tidak menggugurkan dari diperangi, sedangkan perang itu adalah wajib sampai ketundukan seluruhnya hanya kepada Allah saja dan sampai tidak ada fitnah.

Dan bila ketundukan itu masih kepada selain Allah, maka qital (perang) itu wajib. Sehingga kelompok mana saja yang menolak menjalankan sebagian shalat fardlu atau shaum atau haji atau menolak komitmen dengan pengharaman darah, harta, khamr, zina, judi atau (menolak) dari komitmen dengan pengharaman nikah dengan mahram atau dari komitmen menjihadi orang-orang kafir atau menetapkan jizyah terhadap ahli kitab serta hal lainnya dari kewajiban-kewajiban dien dan hal-hal yang diharamkan di dalamnya yang tidak ada udzur bagi seorangpun dalam mengingkarinya dan meninggalkannya, yang mana orang yang mengingkari kewajibannya dikafirkan, maka kelompok yang menolak itu diperangi karena sebab hal itu walaupun ia itu mengakuinya, dan ini adalah hal yang tidak aku ketahui perselisihan di dalamnya di antara para ulama.”

Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu bahwa ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ

“Bila kalian berjual beli ‘inah, dan kalian mengikuti ekor-ekor kerbau, dan kalian rela dengan pertanian serta kalian meninggalkan jihad; maka Allah kuasakan terhadap kalian kehinaan yang tidak diangkat-Nya sampai kalian kembali kepada dien kalian.”  (HR. Abu Dawud) 



Kepada kalian wahai pemuka-pemuka pejuang hak-hak LGBT

Nisbat kalian dengan penyebutan pembela kaum minoritas adalah bathil, nisbat kalian sebagai pejuang kebenaran adalah bathil. Kalian sesat lagi menyesatkan manusia. Tidakkah kalian berpikir bagaimana orang-orang dibelakang kalian? Bagaimana fitrahnya yang menjadi rusak bukan diobati dengan obat yang benar justru malah kalian ajak pada kekekalan api Jahannam?
Terlebih lagi wahai musuh Allah! Diantara kalian ada yang berani menyatakan dirinya berperang melawan Allah dan Rasul-Nya, menyatakan bahwa Rabbul ‘alamiin keliru dan kebablasan dalam menciptakan ataupun mengatur  makhluqnya hingga muncul penyimpangan-penyimpangan. Wahai murtaddiin siapkah dirimu dibakar dengan panasnya api jahannam? Janganlah kalian sangka wahai murtaddin api jahannam itu sama dengan apai dunia. Ya, dengan tertawa cabul mungkin kalian akan menganggap ancaman Allah hanya sebagai dongeng dan saya hanya memperingatkan kalian bahwa janji Allah itu benar dan Dia tidak akan pernah menyelisihi janji. Kalian akan menjumpai-Nya kelak pada hari yang membuat pandangan menjadi goncang. Dan kematian selalu mengintai kalian. Sungguh, ketaatan pada Allah adalah obat bagi kegundahan hati kalian dikarenakan mengikuti syahwat yang rusak.

Dan ketajaman pisau kami dan pedang kami pantas diarahkan kepada kalian. Pisau dan pedang untuk tenggorokan yang menyuarakan ‘ke-be-na-ran’ sebagai balasan yang indah dan melegakan dada-dada qaum muslimin.
فَلا تَحْسَبُوْا أَنَّ الَّذِيْنَ نَكَحْتُمُوْا …
يَغِيْبُوْنَ عَنْكُمْ بَلْ تَرَوْنَهُم جَهْرَى
وَيَلْعَنُ كُلُّ مِنْكُمَا لِخَلِيْلِهِ …
وَيَشْقَى بِهِ الْمَحْزُوْنُ فِيْ الْكَرَّةِ الأُخْرَى
يُعَذَّبٌ كُلُّ مِنْهُمَا بِشَرِيْكِهِ …
كَمَا اشْتَرَكَا فِيْ لَذَّةٍ تُوْجِبُ الْوِزْرَى
Maka janganlah kalian mengira bahwasanya orang-orang yang kalian setubuhi
Akan hilang dari kalian, bahkan kalian akan melihat mereka dengan jelas
Masing-masing dari kalian berdua akan melaknat kekasihnya
Akan merasa duka orang yang sedih dengannya di waktu yang lain
Masing-masing dari keduanya akan disiksa bersama pasangannya
Sebagaimana mereka berdua telah berpasangan dalam kelezatan yang mendatangkan dosa
Al-Jawaab Al-Kaafi, hlm. 197-198


Kepada kalian saudara muslim yang sudah terjerumus dalam dunia liwath

Ketahuilah, sungguh Allah mengujimu dengan syahwat ini. Allah Rabb kalian tidak akan pernah membiarkanmu kebingungan apa yang mesti kamu jadikan sesuatu untuk berpegang teguh. Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah jawaban bagi yang menginginkan kehidupan yang sebenarnya. Allah bersabar menunggumu kembali bertaubat kepada-Nya dan sudah ditetapkan ajalmu dalam ketetapan-Nya sebelum menciptakan langit dan bumi. Allah Rabbmu lebih penyayang daripada ibu terhadap anaknya, lebih gembira menerima taubatmu dari pada seorang musafir/pengembara yang kehilangan kendaraan dan perbekalannya di suatu tempat yang tandus, panas lagi gersang kemudian dia dapati kendaraan yang perbekalannya itu kembali kehadapannya.

Orang yang keras hatinya akan susah menerima kebenaran yang Allah turunkan melalui kitab-kitab-Nya dan lisan para rasul-Nya.

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌۭ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Al-Hadid : 16)

Seorang muslim ketika sampai kepadanya perintah dan larangan Allah, maka hendaknya segera melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi larangannya. Janganlah kamu menjadi orang-orang awam yang menjadi pengikut ajakan apa saja, menjadi “bahan bakar” dari tersulutnya api berbagai fitnah. Tidak membekali diri dengan cahaya ilmu dan keyakinan yang teguh. Dengan orientasi tertinggi hanya sebagatas bagaimana mengenyangkan “naluri kemanusiaan”, mencukupi hajat hidup, dan menggapai kelezatan dalam kehidupan. Tidak mengerti makna akan kehidupan selain ini, sungguh alangkah buruk kehidupan tersebut.

Berkata Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi dalam tulisan beliau taqobballahu:
Semoga Alloh merahmati Imam Ibnu Bathoh, ketika beliau berkata, “Manusia di zaman kita ini seperti kawanan-kawanan burung; satu sama lain saling menguntit di belakangnya. Kalau saja ada di antara mereka yang mengaku sebagai nabi –padahal ia tahu bahwa Nabi Muhammad Sholallhu’alaihi wa sallam adalah penutup para nabi—atau mengaku sebagai tuhan, tentu orang tersebut akan mendapatkan pengikut dan pendukung.”

Jika beliau mengomentari zamannya dengan komentar seperti ini, maka bukanlah aneh jika manusia-manusia di zaman kita sekarang berdiri di barisan pengikut kebatilan dalam memerangi kebenaran dan pengikutnya, kecuali orang-orang yang dirahmati Alloh. (Dari tulisan Asy Syaikh “Para Penggenggam Bara”.)

Ketahuilah hadakallah(semoga Allah Subhaanahu wa ta’ala menunjukimu) bahwasanya Rasulullah ` bersabda,

لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ.

Allah Subhaanahu wa ta’ala melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah Subhaanahu wa ta’ala melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah Subhaanahu wa ta’ala melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth.”[ Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath dan oleh Al-Hakim]
Tidak ada (riwayat) dari beliau ` yang menyebutkan bahwa beliau ` melaknat pelaku zina sebanyak tiga kali dalam satu hadits.Sungguh beliau ` telah melaknat sekelompok dari pelaku dosa besar dengan tidak lebih dari satu kali laknat, tetapi beliau ` mengulang laknatnya terhadap pelaku gay dan beliau ` mempertegas dengan tiga kali penyebutan sebagaimana hal tersebut telah disinggung oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Jawaab Al-Kaafi.

 Kapan kamu akan kembali bersimpuh dan memohon ampun kepada-Nya? Menangis dan bertekad untuk meninggalkan dunia seperti itu. Alasan-alasanmu bahwasannya kamu rusak dengan penyimpangan ini karena takdir, bawaan genetik semakin menjauhkanmu dari kebahagiaan yang abadi di Jannah/surga. Sebagaimana pecandu narkoba  dan rokok yang sulit untuk menginggalkan perbuatan yang merusak dirinya sendiri, maka seperti inilah dirimu diuji dengan syahwat menyimpang ini.

“supaya binasa orang yang binasa di atas kejelasan dan hidup orang yang hidup di atas kejelasan”.

Maka cukuplah Allah bagi kita dan Dia-lah Penolong terbaik.

Dan segala puji hanya bagi Allah Rabbul ‘Alamiin, dan semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.

0 komentar:

Posting Komentar