Segala puji bagi Allah yang Maha Kuat(Al Qowiy) lagi Maha Perkasa(Al Matiin), shalawat serta salam semoga tercurah kepada yang telah diutus dengan pedang sebagai rahmat semesta alam, amma ba’du:
Allah Ta’ala berfirman,
وَلُوطًا إِذْ قالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ
(54) أَإِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّساءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa
kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya). Mengapa kamu
mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan mendatangi wanita?
Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak dapat mengetahui (akibat perbuatanmu).” (
An-Naml 27:54-55).
Saya mengharap ridho Allah Maalikal Mulki Dzul
Jalaali wal Ikroom dengan tulisan saya ini. Dialah yang berhak diminta dan
diharap balasan atas segala amal sholih. Atas seidzin Allah diberinya saya
kemudahan dalam membuat tulisan ini yang tidak seberapa. Saya mengharap
kepada-Nya juga Agar memberi saya kemudahan untuk membunuh/memerangi banyak
murtaddiin dari kalangan mereka, yang balasannya disi Allah lebih baik dari
berqurban Ied Al Adh-ha.
وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌۭ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ
كُلُّهُۥ لِلَّهِ ۚ
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya
agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran)...”
(Al Anfal: 38).
Dengarkanlah kepada kalian yang mengundang
adzab Allah ke Negeri ini, wahai pegiat-pegiat hak-hak LGBT, wahai para
pimpinan-pimpinan aktivis LGBT. Kalian hanyalah makhluq Allah Al Khooliq yang
tidak memiliki kekuasaan apapun, kekuatan apapun. Allah yang memenangkan
hambanya yang beriman.
Kalian telah melampaui batas dari apa yang
Allah tetapkan, kalian telah melampaui fitrah yang Allah tetapkan atas tiap
makhluqnya dan beralasan dengan alasan-alasan bodoh yang sangat lemah.
Pahamilah! Alasan kalian adalah bathil, bahwasannya Allah mengkhususkan ciptaan
setelah pria dan wanita setelahnya kalian-kalian ini yang mengharapkan cinta
dari sesama jenis.
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Sekali-kali
tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati
mereka”.(QS. Al-Muthoffifin:14 ).
Alasan kalian adalah bathil, Menyatakan
penyimpangan tabiat atau fitrah ini tidak mengganggu orang lain. Yang merasa tidak terganggu minimal orang
fasiq atau bahkan kafir lagi mengkufuri ayat-ayat-Nya.
Alasan kalian adalah bathil, bahwasannya
seluruh agama mengajarkan hal yang baik bukan mengajarkan kebencian. Padahal kebencian
dalam perkara yang dilarang Allah inilah yang benar.
Islam bermakna tunduk. Diin/jalan hidup yang menyelamatkan manusia
bahkan jin dari adzab-Nya yang dahsyat di hari penyesalan kelak, dari kegelapan
menuju cahaya, dari penghambaan kepada selain Allah hingga sampai menyerahkan
diri sepenuhnya dalam menaati perintah-Nya saja.
Na’am, Islam adalah agama rahmatan lil
‘alamiin. Bukanlah rahmatan lil ‘alamin itu sebagaimana dipahami para
hamba-hamba keduniaan ‘Ulama jahat yang menyamakan agama mulia ini, yang sesuai
tabiat manusia ini dengan ajaran agama dungu Nasrani yang bila di tampar pipi
kiri maka berikan pipi kanan. Jauh...jauh sekali Islam dari kerendahan seperti
itu. Inilah Qudwah/penutan kita berkata dengan penuh kehormatan/’izzah:
أُمِرْتُ
أن أقاتِل الناسَ حتى يَشهدُوا أن لا إله إلا الله ، وأنَّ محمداً رسولُ الله ،
ويقيموا الصلاةَ ، ويُؤتوا الزكاةَ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai
mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadati selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat.”(Muttafaq ‘alaih)
”بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ
حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ
ظِلِّ رُمْحِي “
“Aku diutus sebelum hari kiamat dengan pedang agar
Allah sajalah yang diibadati tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dijadikan rizkiku
di bawah bayangan tombakku.” (HR. Abu Dawud)
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Al Fath: 29)
Berkata Syaikhuna Abu Muhammad Al Adnani hafidhohullah:
Sesungguhnya tuntutan Nabi kita
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tuntunan terbaik, dan beliau shollallahu
‘alaihi wa sallam itu adalah manusia yang paling penyayang serta manusia yang
paling mengetahui, beliau disifati oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala sebagai orang
yang belas kasih dan penyayang dan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
itu tidak berbicara dari hawa nafsu. Di mana orang yang paling penyayang,
paling belas kasih, paling alim, paling bertaqwa dan paling lembut itu berkata
kepada kaumnya:
“
أَتَسْمَعُونَ
يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَمَا وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَقَدْ
جِئْتُكُمْ بِالذَّبْحِ “
“Apakah kalian wahai
Quraisy mendengar, ingatlah demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya
sungguh aku telah datang kepada kalian dengan penyembelihan.” (HR. Ahmad)
Bila kita hari ini ingin melenyapkan
kezaliman, menebarkan keadilan, mengukuhkan kebenaran, menggugurkan kebatilan
serta mengembalikan keagungan kita, kemuliaan kita, kejayaan kita dan
keberkuasaan kita, maka kita harus kembali kepada Kitab Rabb kita Tabaraka wa
Ta’ala yang merupakan perkataan yang paling benar dan kembali kepada tuntunan
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan tuntunan terbaik serta
kembali kepada sirah para sahabat beliau yang mulia radliyallahu ‘anhum, kita
harus menganut apa yang mereka anut dan meniti jalan yang telah mereka lalui di
dalam merubah kemungkaran dan meninggikan kalimat Allah ‘Azza wa Jalla, dan
kita tidak akan bisa memperbaiki akhir umat ini kecuali dengan apa yang telah
memperbaiki awal umat ini. (Dari muhadhoroh beliau yang berjudul : As
Silmiyyatu Diinu Man?)
Maka saya menyeru kalian para
petinggi-petinggi kalian dengan paksaan dan tidak ada pilihan lain bagi kalian
yang mencoba menghalalkan perbuatan ini, melegalkan perkawinan sesama jenis:
bertaubatlah dan ulangi syahadatmu dihadapan orang banyak bahwasannya dirimu
salah dan sebelumnya telah melakukan pembatal ke-Islaman, isilah dirimu dengan
amal sholih dan jadilah kamu laki-laki sebenarnya yang mengharapkan terbunuh di
medan jihad bukan di tempat tidur yang empuk.
Wahai para pelaku homoseks atau yang memiliki kecenderungan
menyukai sesama jenis baik wanitanya atau prianya, takutlah kepada Allah dan
berusahalah meninggalkan perbuatan ini dengan menikah atau bersabar atas ujian syahwat yang
menimpamu ini. Dan Muwahhiddin tidak mengkafirmu atas dosa besarmu ini
dikarenakan dosa homoseks bukan dosa yang mengeluarkan dari Islam, berbeda halnya
jikalau kalian membentuk kelompok dan mencari simpati untuk menghalalkan
perbuatan ini, salah satunya mencoba melegalkan pernikahan sejenis dan
membentuk sebuah organisasi dalam menggodok pelegalan keji ini.
Maka segala puji bagi Alloh, yang memuliakan
Islam dan pertolongan-Nya. Yang menghinakan kesyirikan dengan kekuatan-Nya.
Mengatur semua urusan dengan perintah-Nya. Mengulur batas waktu bagi
orang-orang kafir dengan makar-Nya. Yang mempergilirkan hari-hari bagi manusia
dengan keadilan-Nya, dan menjadikan hasil akhir sebagai milik orang-orang
bertakwa dengan keutamaan-Nya.
Kepadamu wahai pemuda Islam
Telah nampak dihadapanmu pemikiran dan
pemahaman menyimpang yang itu semua diadopsi dari pemikir-pemikir negara-negara
kafir lagi bejat yang menyatakan perang terhadap Syari’at Rabbul ‘alamiin.
Bagaimana bisa dirimu diam dari menyuarakan
al-haq , fitrah manusia dirusak dan dirubah menjadi hal-hal yang baik . Bagaimana
bisa dirimu diam dari menyingkirkan perbuatan-perbuatan keji salah satunya
perbuatan liwath ini?
Kenapa Kita mengkafirkan dan mengajak untuk
membunuh mereka ketika mereka membangkang?
Perhatikan! Ada dari sebagian manusia yang di
anggap ‘alim’ menyibukkan diri dengan membuat syubuhat-syubuhat dan udzur-udzur
yang sama sekali tidak syar’iy. Bahkan para MURTADDIN itu menghalalkannya,
menganjurkannya, membela-belanya. Ya, mereka Murtad –laknat Allah atas
mereka-atas apa yang mereka lakukan dalam menghalalkan apa yang Allah Haramkan.
Diantara mereka ada yang membelokkan Ayat-ayat Allah ‘azza wa jalla dan
perkataan Rasul-Nya. Mereka memoles dengan dalil syar’i dan kaidah Ushul Fiqh
yang dipahami dengan otak-otak bejat mereka dalam memperindah perbuatan keji
tersebut. Berbahagialah suatu qaum dengan pendapat nyeleneh mereka, sayang
sekali suatu qaum itu tidak melandasi hidupnya dengan kehati-hatian dari apa
yang dilarang Allah.
أَمْ
لَهُمْ
شُرَكَاءُ
شَرَعُوا
لَهُم
مِّنَ
الدِّينِ
مَا
لَمْ
يَأْذَن
بِهِ
اللَّهُ
ۚ
وَلَوْلَا
كَلِمَةُ
الْفَصْلِ
لَقُضِيَ
بَيْنَهُمْ
ۗ
وَإِنَّ
الظَّالِمِينَ
لَهُمْ
عَذَابٌ
أَلِيمٌ
“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain
Allah yang menetapkan syariat untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?
Sekiranya tak adaketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah
dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab
yang amat pedih.” (asy-Syura: 21)
Kaidah syar'i mengatakan :
من أحل الحرام
فقد كفر ومن
حرم الحلال فقد
كفر
"Barangsiapa yang menghalalkan yang
haram, maka ia telah kafir. Dan barangsiapa yang mengharamkan yang halal maka
ia telah kafir". Dan ini telah disepakati.
Juga sebagaimana tafsir dari surat At Taubah
ayat 31 mengenai para ahbar dan ruhban/pendeta Nasrani yang menghalalkan apa
yang Allah haramkan dan sebaliknya.
Wahai qaum muslimin yang terjerumus dunia
luthiy(gay), jauhilah kecondongan kalian terhadap pendapat-pendapat yang
rukhsah tanpa ilmu didalamnya. Pahamilah perkataan para ‘Ulama terdahulu:
Ibnu Hazm berkata (wafat tahun 456H) di dalam
menjelaskan tingkatan orang-orang yang berselisih :"Dan tingkatan yang
lain di antara mereka, adalah kaum yang tipisnya nilai agama mereka dan
kurangnya ketakwaan mereka mengantarkan mereka untuk mencari apa yang sesuai
dengan hawa nafsu mereka pada pendapat setiap orang. Mereka mengambil pendapat
rukhsah (yang ringan) dari seorang alim dengan bertaqlid kepadanya tanpa
mencari pendapat yang sesuai dengan nash dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam" [Al-Ihkam hal. 645]. Imam
Syatibi telah menukil dari Ibnu Hazm, bahwa beliau menyampaikan ijma' (para
ulama) tentang mencari-cari rukhsah madzhab-madzhab tanpa bersandar kepada dalil
syar'i adalah merupakan kefasikan yang haram [Al-Muwafaqat 4/134].
Al-Allamah As-Safariniy berkata (wafat 1188H)
-setelah menjelaskan haramnya mencari-cari rukhsah(keringanan) dalam taqlid- :
"Pada hal ini (mencari-cari rukhsah) terdapat banyak kerusakan dan
kehancuran, dan pintu ini kalau dibuka maka akan merusak syari'at yang baik dan
akan menghalalkan kebanyakan hal-hal yang haram, dan manakah pintu-pintu yang
lebih rusak dari pintu yang menghalalkan zina dan minum khamr dan yang lainnya
?".
Berkata Ma'mar bin Rosyid (wafat tahun 154H)
:"Seandainya seorang laki-laki mengambil pendapat Ahlul Madinah tentang
(bolehnya) nyanyian dan (bolehnya) mendatangi wanita dari duburnya, dan
mengambil pendapat Ahlul Makkah tentang (bolehnya) nikah mut'ah dan (bolehnya)
sorf (semacam riba) dan mengambil pendapat Ahlul Kuffah tentang khamer (yaitu
khamer yang haram hanyalah terbuat dari anggur), maka dia adalah hamba Allah
Subhanahu wa Ta'ala yang paling buruk" [Lawami'il Anwar karya As-Safarini
2/466].
Maka kamu menjadi orang yang aneh dan asing di
akhir zaman ini jika menyuarakan al-haq baik itu ajakan Tauhid dan mengkufuri
Thaghut juga mencela dan mengingkari perbuatan qaum Luth ini. Bagaimana bisa
orang-orang yang sehari-hari berinteraksi dengan kaidah Ushul Fiqh, atau ‘Ilmu
Fiqihnya yang didalam ‘Ilmu Fiqh itu ada pembahasan had bagi pelaku liwath
terkemudian membela-bela mereka bukannya mencela dan mengingkari perbuatan
mereka hingga kembali kepada fitrohnya?
Cermatilah perkataan indah dari kerabat-kerabat
Iblis lagi bejat yang memperbodoh orang awam:
·
Berkata
Zuhairi Misrawi melalui akun Twitter @zuhairimisrawi menulis: “LGBT juga
manusia, makhluk yang sangat diagung-agungkan Tuhan. Kenapa harus
didiskriminasi? Menghormati LGBT karena kita sesama manusia. Soal pilihan
orientasi seksual, kembali pada diri masing-masing.”
Jawaban : Memang para LGBT juga merupakan
manusia yang Allah muliakan dibanding makhluq lainnya ketika dia beriman dan
berusaha meninggalkan perbuatan mereka atau mungkin mengetahui perbuatan mereka
haram masih belum bisa meninggalkannya, kita memberikan haknya sebagai muslim
walaupun dia fasiq. Akan tetapi jikalau mereka menantang Allah dan Rasul-Nya
dengan mencoba menghalalkan apa yang diharamkan ataupun sebaliknya, bahkan
melecehkan Syari’at Allah dan Rasul-Nya mereka sehina-hinanya makhluq.
Tidak ada dalam Islam bebas dalam
melanggar perintah Allah walau si pelanggar ini tidak mengganggu orang lain.
Dan halal darah mereka ketika jelas mereka sudah saling berhubungan intim satu
sama lain walau mereka muslim had berlaku atas mereka, sebagaimana dalam
hadits:
“مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ
عَمَلَ قَوْمَ لُوْطٍ فَاقْتُلُوْا الْفَاعِلَ وَ الْمَفْعُوْلَ بِهِ”
“Siapa saja di antara kalian
mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelakunya
beserta pasangannya.“ [ dishahihkan
oleh Ibnu Hibban dan lainnya. Imam Ahmad berpendapat dengannya dan sanad hadits
ini sesuai dengan syarat dua Syaikh (Al-Bukhari dan Muslim)]
Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu berkata,
” يُنْظَرُ إِلَى أَعْلَى بِنَاءٍ
فِي الْقَرْيَةِ، فَيُرْمَى اللُّوْطِيُّ مِنْهُ مُنَكِّبًا، ثُمَّ يُتَّبَعُ
بِالْحِجَارَةِ “
“Ia (pelaku gay) dinaikkan ke
atas bangunan yang paling tinggi di satu kampung, kemudian dilemparkan darinya
dengan posisi pundak di bawah, lalu dilempari dengan bebatuan.”
·
Berkata
salah seorang aktivis LGBT, Hartoyo: “....Apalagi tak ada jaminan bahwa
keimanan anggota MUI lebih mulia dari seorang gay, lesbian ataupun waria....”
“....Ajaran Islam memberikan kebebasan
dan otoritas pada setiap umat terhadap pandangan keagamaan yang diyakininya.
Karena itu kelompok LGBT yang Muslim punya hak yang sama untuk memberikan
penafsiran agama yang lebih ramah dan memberikan perlindungan pada LGBT...”
Jawaban : Serupa...serupa hai yang memilih ketololan
sebagai pondasi beragamanya, serupa dirimu dengan musuh Nabiyullah Luth
‘alaihissalaam:
فَمَا
كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ
إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (٥٦(
“Maka tidak lain jawaban
kaumnya(Luth) melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari
negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda’wakan dirinya)
bersih” (An Naml: 56)
Walau kamu hai Murtad -semoga laknat
Allah atasmu- juga yang sejenis denganmu! Walau beralasan dengan ustadz yang kedapatan
berzina, ataupun ‘Ulama kondang yang ketahuan mabuk, Wallahi...sampai hari
qiamat mereka bukan dalil yang bisa membatalkan apa-apa yang telah diwahyukan
kepada Rasulullah Sholallahu’alaihi wa Sallam tentang sikap keras, ataupun
Had/hukum Islam kepada pelaku homoseks. Tidak ada yang mulia disisi Allah
kecuali hanya untuk orang yang bertaqwa dan sifat itu tidak nampak pada dirimu
yang mencoba menghalalkan perbuatan kotor itu, maka takutlah kepada Allah dan
bertaubatlah sebelum Allah mengadzabmu atau adzab Allah melalui tangan kami. Patokan Al Haq adalah pada dzat Al Haq itu bukan pada status orangnya
apa, diketahui atau tidak diketahui.
Siapa yang mengatakan demikian? Na’am,
Islam ramah sebagaimana dari apa-apa yang diajarkan Rasul-Nya bukan dari
apa-apa yang didengungkan syaithon yang pandai membelokkan ayat Allah. Bila
kamu menjawab dengan jawaban para ‘Ulama palsu anjing-anjing Thoghut beginilah
jadinya kamu. Syaithan telah menyebarkan pada orang-orang bodoh semacam kalian perkataan
:"Letakkanlah dia di leher orang alim, dan keluarlah darinya dalam keadaan
selamat". (Maksudnya yaitu serahkan tanggung jawab akibat perbuatan kalian
kepada orang alim yang memfatwakan hal itu, maka kalian akan keluar dengan
selamat tanpa beban -pent). Ketika timbul suatu masalah pada salah seorang di
antara orang-orang bodoh tersebut, maka dia akan pergi kepada sebagian ulama
yang tasahul (mudah memberikan jawaban yang ringan dan enak, -pent) dalam
berfatwa, lalu mereka (sebagian ulama yang tasahul, -pent) mencarikan untuknya
rukhsah yang telah difatwakan oleh seseorang, lalu mereka berfatwa dengan
rukhsah tersebut padahal rukhsah itu menyelesihi dalil dan kebenaran yang telah
mereka yakini.. Padahal Allah berfirman:
قَاتِلُوا الَّذِينَ
لاَ يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلاَ يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ
اللهُ وَرَسُولُهُ وَلاَ يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ (التوبة : )29
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula)
kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh
Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah),
(yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (At Taubah:
29).
Sesudah para kafiriin itu menolak
untuk diajak masuk Islam akan tetapi mereka menyetujui pembayaran jizyah,
inilah yang dimaksud tidak ada paksaan atau kebebasan berkeyakinan. Akan tetapi
jikalau menolak maka pedang terhunus kepada mereka yang menyembah selain Allah
‘Azza wa Jalla.
Berkata Syaikhuna Abu Muhammad Al
Adnaniy Hafidzhohullah :
“Seandainya
iman yang tak bersenjata dan seruan-seruan damai itu bisa menghadang kekafiran
yang bersenjata, tentulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak akan menenteng
senjata dan tentu beliau tidak membawa umatnya pada kondisi susah payah
sedangkan beliau itu adalah sangat lembut lagi menyayangi mereka”. (As
Silmiyyatu Diinu Man)
Wahai kalian para aktivis perbuatan bejat! Dari
pernyataan rusak kalian seakan-akan ahlul haq adalah orang kolot, norak, bodoh,
egois, intoleran sedangkan mereka yang kehilangan aqalnya itu adalah manusia
bijak lagi adil, penyayang, menyuarakan kebenaran dari Tuhan. Kalian
menyebut-nyebut Islam? Islam berlepas diri dari kebejatan pemikiran kalian.
Rahmatan Lil ‘Alamin bukan seperti yang kalian tafsirkan bahwasannya Islam ini
hanya sekedar ajaran damai sejenis ajaran KUFUR Mahatma Ghandi. Wahai kalian
orang-orang murtad sungguh tiada penolong bagi kalian dan Allah pelindung bagi
orang-orang mukmin.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu pasti tidak
akan mampu dari melawan hujjah dengan hujjah dan dalil dengan dalil, maka
mereka akan beralih menggunakan kekuatan, dan sikap orang-orang kafir terhadap
kaum muslimin ini tidak akan berubah selamanya:
Allah Ta’ala ber firman:
وَلا
يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
“Dan mereka tidak
henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari
agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup” (Al Baqarah: 217)
Maka siapkanlah dirimu baik pemuda Islam atau
siapa saja yang masih cemburu melihat Diinnya dihinakan. Siapkan dengan ‘Ilmu,
asahlah pisau-pisau dan pedang-pedang mu, siapkan sabuk-sabuk peledak mu,
jihadilah mereka semampumu. Ajaklah kepada al haq bagi yang masih memiliki
bashirah dari kalangan mereka , yang tersesat dikarenakan ucapan Arbab-arbab
dari kalangan pemikir murtad yang sok bijak.
وَأَعِدُّوا۟
لَهُم
مَّا
ٱسْتَطَعْتُم
مِّن
قُوَّةٍۢ
وَمِن
رِّبَاطِ
ٱلْخَيْلِ
تُرْهِبُونَ
بِهِۦ
عَدُوَّ
ٱللَّهِ
وَعَدُوَّكُمْ
Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan/menteror musuh Allah...(Al
Anfal: 60)
قَاتِلُوهُمْ
يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ
وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ (١٤)
“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan
mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka
dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang
beriman.” (At Taubah: 14)
Betapa indahnya Sabda Rasulullah
Sholallhu ‘alaihi wa sallam ini:
لاَ يَجْتَمِعُ كَافِرٌ وَقَاتِلُهُ فِى النَّارِ أَبَدًا
“Tidak akan berkumpul orang kafir dengan
orang yang membunuhnya di dalam api neraka selamanya.” (HR. Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
berkata dalam fatwanya yang masyhur tentang Tattar:
كل
طائفة ممتنعة عن التزام شريعة من شرائع الإسلام الظاهرة المتواترة من هؤلاء القوم
وغيرهم فإنه يجب قتالهم حتى يلتزموا شرائعه وإن كانوا مع ذلك ناطقين بالشهادتين
وملتزمين بعض شرائعه كما قاتل أبو بكر الصديق والصحابة رضي الله عنهم مانعي الزكاة
وعلى ذلك اتفق الفقهاء بعدهم بعد سابقة مناظرة عمر لأبي بكر رضي الله عنهما فاتفق
الصحابة رضي الله عنهم على القتال على حقوق الإسلام عملاً بالكتاب والسنة وكذلك
ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم من عشرة أوجه: الحديث عن الخوارج وأخبر أنهم شر
الخلق والخليقة مع قوله: “تحقرون صلاتكم مع صلاتهم وصيامكم مع صيامهم” فعلم أن
مجرد الاعتصام بالإسلام مع عدم التزام شرائعه ليس بمسقط للقتال فالقتال واجب حتى
يكون الدين كله لله, و “حتى لا تكون فتنة” فمتى كان الدين لغير الله فالقتال واجب
فأيما طائفة امتنعت من بعض الصلوات المفروضات أو الصيام أو الحج أو عن التزام
تحريم الدماء والأموال والخمر والزنا والميسر أو عن نكاح ذوات المحارم أو عن
التزام جهاد الكفار أو ضرب الجزية على أهل الكتاب وغير ذلك من واجبات الدين
ومحرماته التي لا عذر لأحد في جحودها وتركها التي يكفر الجاحد لوجوبها فإن الطائفة
الممتنعة تقاتل عليها وإن كانت مقرة بها, وهذا ما لا أعلم فيه خلافاً بين العلماء”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullah berkata dalam fatwanya yang masyhur tentang Tattar: “Setiap
kelompok yang menolak dari mengkomitmeni satu dari sekian ajaran Islam yang
nampak lagi mutawatir dari kalangan orang-orang itu dan yang lainnya, maka
wajib memerangi mereka itu sampai mereka komitmen dengan ajaran-ajarannya
walaupun mereka itu mengucapkan dua kalimah syahadat dan komitmen dengan
sebagian ajaran-ajarannya, sebagaimana Abu Bakar Ash Shiddiq dan para
sahabat radliyallahu ‘anhum telah memerangi orang-orang yang menolak dari
membayar zakat, dan terhadap hal itu para fuqaha sesudah mereka telah sepakat,
setelah sebelumnya terjadi munadharah Umar kepada Abu Bakar radliyallahu
‘anhuma, sehingga para shahabat radliyallahu ‘anhum sepakat untuk berperang di
atas hak-hak Islam sebagai pengamalan Al Kitab dan Assunnah. Dan begitu juga
telah tsabit dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sepuluh jalur; hadits
tentang Khawarij, dan beliau kabarkan bahwa mereka itu manusia yang paling
buruk, padahal beliau juga mengatakan tentang mereka itu:“Kalian menganggap
sepele shalat kalian bila dibandingkan dengan shalat mereka dan shaum kalian
bila dibandingkan dengan shaum mereka,” maka diketahuilah bahwa sekedar
berpegang kepada Islam dengan disertai sikap tidak komitmen dengan
ajaran-ajarannya adalah tidak menggugurkan dari diperangi, sedangkan perang itu
adalah wajib sampai ketundukan seluruhnya hanya kepada Allah saja dan sampai
tidak ada fitnah.
Dan bila
ketundukan itu masih kepada selain Allah, maka qital (perang) itu wajib.
Sehingga kelompok mana saja yang menolak menjalankan sebagian shalat fardlu
atau shaum atau haji atau menolak komitmen dengan pengharaman darah, harta,
khamr, zina, judi atau (menolak) dari komitmen dengan pengharaman nikah dengan
mahram atau dari komitmen menjihadi orang-orang kafir atau menetapkan jizyah
terhadap ahli kitab serta hal lainnya dari kewajiban-kewajiban dien dan hal-hal
yang diharamkan di dalamnya yang tidak ada udzur bagi seorangpun dalam
mengingkarinya dan meninggalkannya, yang mana orang yang mengingkari
kewajibannya dikafirkan, maka kelompok yang menolak itu diperangi karena sebab
hal itu walaupun ia itu mengakuinya, dan ini adalah hal yang tidak aku ketahui
perselisihan di dalamnya di antara para ulama.”
Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu bahwa
ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
إِذَا
تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ ، وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ ، وَرَضِيتُمْ
بِالزَّرْعِ ، وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ ، سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا
يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Bila
kalian berjual beli ‘inah, dan kalian mengikuti ekor-ekor kerbau, dan kalian
rela dengan pertanian serta kalian meninggalkan jihad; maka Allah
kuasakan terhadap kalian kehinaan yang tidak diangkat-Nya sampai kalian kembali
kepada dien kalian.” (HR. Abu Dawud)
Kepada kalian wahai pemuka-pemuka pejuang hak-hak
LGBT
Nisbat kalian dengan penyebutan pembela kaum
minoritas adalah bathil, nisbat kalian sebagai pejuang kebenaran adalah bathil.
Kalian sesat lagi menyesatkan manusia. Tidakkah kalian berpikir bagaimana orang-orang
dibelakang kalian? Bagaimana fitrahnya yang menjadi rusak bukan diobati dengan
obat yang benar justru malah kalian ajak pada kekekalan api Jahannam?
Terlebih lagi wahai musuh Allah! Diantara kalian
ada yang berani menyatakan dirinya berperang melawan Allah dan Rasul-Nya,
menyatakan bahwa Rabbul ‘alamiin keliru dan kebablasan dalam menciptakan
ataupun mengatur makhluqnya hingga
muncul penyimpangan-penyimpangan. Wahai murtaddiin siapkah dirimu dibakar
dengan panasnya api jahannam? Janganlah kalian sangka wahai murtaddin api
jahannam itu sama dengan apai dunia. Ya, dengan tertawa cabul mungkin kalian
akan menganggap ancaman Allah hanya sebagai dongeng dan saya hanya
memperingatkan kalian bahwa janji Allah itu benar dan Dia tidak akan pernah
menyelisihi janji. Kalian akan menjumpai-Nya kelak pada hari yang membuat
pandangan menjadi goncang. Dan kematian selalu mengintai kalian. Sungguh, ketaatan
pada Allah adalah obat bagi kegundahan hati kalian dikarenakan mengikuti
syahwat yang rusak.
Dan ketajaman pisau kami dan pedang kami pantas
diarahkan kepada kalian. Pisau dan pedang untuk tenggorokan yang menyuarakan
‘ke-be-na-ran’ sebagai balasan yang indah dan melegakan dada-dada qaum
muslimin.
فَلا تَحْسَبُوْا أَنَّ الَّذِيْنَ نَكَحْتُمُوْا …
يَغِيْبُوْنَ عَنْكُمْ بَلْ تَرَوْنَهُم جَهْرَى
وَيَلْعَنُ كُلُّ مِنْكُمَا لِخَلِيْلِهِ …
وَيَشْقَى بِهِ الْمَحْزُوْنُ فِيْ الْكَرَّةِ الأُخْرَى
يُعَذَّبٌ كُلُّ مِنْهُمَا بِشَرِيْكِهِ …
كَمَا اشْتَرَكَا فِيْ لَذَّةٍ تُوْجِبُ الْوِزْرَى
Maka janganlah
kalian mengira bahwasanya orang-orang yang kalian setubuhi…
Akan hilang
dari kalian, bahkan kalian akan melihat mereka dengan jelas…
Masing-masing
dari kalian berdua akan melaknat kekasihnya…
Akan merasa
duka orang yang sedih dengannya di waktu yang lain…
Masing-masing
dari keduanya akan disiksa bersama pasangannya…
Sebagaimana
mereka berdua telah berpasangan dalam kelezatan yang mendatangkan dosa…
Al-Jawaab
Al-Kaafi, hlm. 197-198
Kepada kalian saudara muslim yang sudah
terjerumus dalam dunia liwath
Ketahuilah, sungguh Allah mengujimu dengan
syahwat ini. Allah Rabb kalian tidak akan pernah membiarkanmu kebingungan apa
yang mesti kamu jadikan sesuatu untuk berpegang teguh. Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah jawaban bagi yang menginginkan kehidupan
yang sebenarnya. Allah bersabar menunggumu kembali bertaubat kepada-Nya dan
sudah ditetapkan ajalmu dalam ketetapan-Nya sebelum menciptakan langit dan
bumi. Allah Rabbmu lebih penyayang daripada ibu terhadap anaknya, lebih gembira
menerima taubatmu dari pada seorang musafir/pengembara yang kehilangan
kendaraan dan perbekalannya di suatu tempat yang tandus, panas lagi gersang
kemudian dia dapati kendaraan yang perbekalannya itu kembali kehadapannya.
Orang yang keras hatinya akan susah menerima
kebenaran yang Allah turunkan melalui kitab-kitab-Nya dan lisan para rasul-Nya.
أَلَمْ
يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا
نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن
قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌۭ مِّنْهُمْ
فَٰسِقُونَ
“Belumkah
datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka
mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan
janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab
kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka
menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.
(QS. Al-Hadid : 16)
Seorang muslim ketika sampai kepadanya
perintah dan larangan Allah, maka hendaknya segera melaksanakan perintah Allah,
dan menjauhi larangannya. Janganlah kamu menjadi orang-orang awam yang menjadi
pengikut ajakan apa saja, menjadi “bahan bakar” dari tersulutnya api berbagai
fitnah. Tidak membekali diri dengan cahaya ilmu dan keyakinan yang teguh. Dengan
orientasi tertinggi hanya sebagatas bagaimana mengenyangkan “naluri
kemanusiaan”, mencukupi hajat hidup, dan menggapai kelezatan dalam kehidupan. Tidak
mengerti makna akan kehidupan selain ini, sungguh alangkah buruk kehidupan
tersebut.
Berkata Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi dalam
tulisan beliau taqobballahu:
Semoga Alloh merahmati Imam Ibnu
Bathoh, ketika beliau berkata, “Manusia di zaman kita ini seperti
kawanan-kawanan burung; satu sama lain saling menguntit di belakangnya. Kalau
saja ada di antara mereka yang mengaku sebagai nabi –padahal ia tahu bahwa Nabi
Muhammad Sholallhu’alaihi wa sallam adalah penutup para nabi—atau mengaku
sebagai tuhan, tentu orang tersebut akan mendapatkan pengikut dan pendukung.”
Jika beliau mengomentari zamannya
dengan komentar seperti ini, maka bukanlah aneh jika manusia-manusia di zaman
kita sekarang berdiri di barisan pengikut kebatilan dalam memerangi kebenaran
dan pengikutnya, kecuali orang-orang yang dirahmati Alloh. (Dari tulisan Asy
Syaikh “Para Penggenggam Bara”.)
Ketahuilah hadakallah(semoga Allah Subhaanahu
wa ta’ala menunjukimu) bahwasanya Rasulullah ` bersabda,
“لَعَنَ
اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ
لُوطٍ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ”.
“Allah Subhaanahu wa
ta’ala melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah Subhaanahu
wa ta’ala melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah
Subhaanahu wa ta’ala melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth.”[ Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath dan
oleh Al-Hakim]
Tidak ada (riwayat) dari beliau ` yang
menyebutkan bahwa beliau ` melaknat pelaku zina sebanyak tiga kali dalam satu
hadits.Sungguh beliau ` telah melaknat sekelompok dari pelaku dosa besar dengan
tidak lebih dari satu kali laknat, tetapi beliau ` mengulang laknatnya terhadap
pelaku gay dan beliau ` mempertegas dengan tiga kali penyebutan sebagaimana hal
tersebut telah disinggung oleh Ibnul Qayyim dalam Al-Jawaab Al-Kaafi.
Kapan
kamu akan kembali bersimpuh dan memohon ampun kepada-Nya? Menangis dan bertekad
untuk meninggalkan dunia seperti itu. Alasan-alasanmu bahwasannya kamu rusak
dengan penyimpangan ini karena takdir, bawaan genetik semakin menjauhkanmu dari
kebahagiaan yang abadi di Jannah/surga. Sebagaimana pecandu narkoba dan rokok yang sulit untuk menginggalkan
perbuatan yang merusak dirinya sendiri, maka seperti inilah dirimu diuji dengan
syahwat menyimpang ini.
“supaya binasa orang yang binasa di atas
kejelasan dan hidup orang yang hidup di atas kejelasan”.
Maka cukuplah Allah bagi kita dan Dia-lah
Penolong terbaik.
Dan segala puji hanya bagi Allah Rabbul
‘Alamiin, dan semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad,
kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.
0 komentar:
Posting Komentar